Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa

Kamis, 01 Januari 2009

PEMANFAATAN BRIKET BATUBARA UNTUK PEMANAS AYAM

Briket batubara merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari batubara, bahan bakar padat ini merupakan bahan bakar alternatif mengganti minyak tanah yang paling murah dan dimungkinkan untuk dikembangkan secara masal dalam waktu yang relatif singkat mengingat teknologi dan peralatan yang digunakan relatif sederhana. Khususnya bagi para peternak ayam yang masih banyak menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk pemanas anak ayam yang usianya 0 – 21 hari. Seiring dengan naiknya harga minyak tanah dan bahkan sulit didapatnya bahan bakar tersebut, maka sangat diharapkan adanya bahan bakar alternatif yang murah dan mudah di dapat, agar peternakan mereka dapat bertahan dan berkembang. Artikel berikut ini akan memberikan informasi hasil pengujian pemanas ayam berbahan bakar briket batubara

I. Prinsip Kerja Pemanas Ayam Prinsip penggunaan Pemanas Ayam pada dasarnya adalah menaikkan temperatur ruangan dimana untuk mencapai temperatur kebutuhan anak ayam. Peningkatan temperatur ini disebabkan karena adanya panas yang diberikan oleh heater. Pada alat ini terjadi konversi energi, dimana energi kimia (pembakaran batubara) diubah menjadi energi panas, yang selanjutnya diteruskan ke lingkungan. Namun sebelum mencapai lingkungan panas ini pertama-tama harus dipindahkan ke reflektor. Reflektor ini sendiri mempunyai fungsi sebagai cermin, yaitu yang memantulkan kembali panas yang datang kepadanya dan menentukan luasan daerah yang dapat dijangkau oleh panas dari pemanas tersebut. Untuk itu diperlukan suatu efisiensi yang tinggi dari perpindahan panas pada reflektor ini. Ini berarti berkaitan dengan jenis material yang akan dipergunakan. Diasumsikan tidak ada perpindahan panas secara konduksi dan radiasi, maka energi yang berpindah adalah sama dengan energi yang berpindah dari heater ke lingkungan dan ditambah dengan energi yang berpindah dari reflektor ke lingkungan

II Hasil Perancangan Pemanas Ayam yang digunakan Gambar 1. Konstruksi Chicken Heater

a. Diameter tudung = 600 mm bentuk kerucut b. Diameter ruang bakar briket= 135 mm bentuk silinder c. Diameter tempat abu briket= 280 mm bentuk silinder d. Tinggi dinding heater = 600 mm e. Kapasitas ayam = 500 ekor f. Ukuran kandang = 5 m x 5 m g. Temperatur = 32 – 35°C h. Kelembaban = 60 – 70% RH

III Pengujian Pemanas Ayam Briket Batubara3.1 Tahap Persiapan Pengujian Pada tahap ini dilakukan persiapan pembakaran briket batubara yang meliputi : penyiapan briket batubara, pemasukan briket batubara ke dalam ruang bakar, penyiapan penyala awal, penyiapan peralatan pengukuran temperatur dan pembakaran awal.

3.2 Penyiapan briket batubara Yang dilakukan pada tahap ini adalah menimbangan sejumlah briket batubara agar mampu menyediakan panas sesuai dengan lama waktu yang diinginkan. Hal lain yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah dengan melakukan penjemuran batubara agar kandungan airnya lebih terkurangi. Penjemuran ini biasanya dilakukan sekitar satu hari sebelum pembakaran sampai batubara tersebut akan dibakar.

3.3 Pemasukan briket batubara ke dalam ruang bakar Briket batubara yang telah siap dibakar dimasukkan ke dalam ruang bakar. Cara memasukkan briket sangat mudah, yaitu dengan meletakkan briket ke dalam ruang bakar hingga briket memenuhi ruang bakar sesuai dengan lama waktu pembakaran yang diinginkan.

3.4 Penyiapan penyala awal Briket batubara merupakan bahan bakar yang lama terbakar dibanding gas dan minyak tanah. Untuk mulai membakar, maka dipelukan bahan awal yang mudah terbakar, misalnya adalah dengan merendam terlebih dahulu briket ke dalam minyak tanah atau menggunakan kayu yang mudah terbakar dan sebagainya. Penyala awal yang dipilih pada pengujian ini adalah minyak tanah, dan diggunakan untuk merendam sekitar 100 – 200 gram briket dalam waktu kurang dari 10 menit.

3.5 Penyiapan peralatan pengukur temperatur Peralatan yang digunakan dalam pengujian distribusi temperatur adalah termokopel, alat pembaca termokopel, meteran, dan alat pemegang termokopel. Pengukuran dilakukan dengan dua variasi ketinggian yaitu 50 mm dan 150 mm dan 10 variasi jarak titik dari permukaan dinding ruang bakar. Pemilihan ketinggian dilakukan berdasarkan asumsi ketinggian anak ayam, sedangkan pemilihan jarak titik terhadap permukaan dinding dilakukan untuk mengetahui daerah yang memenuhi kebutuhan temperatur anak ayam. Gambar skema peralatan pengukuran dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2. Skema pengukuran temperatur udara sekitar pemanas ayam

3.6 Pengujian Setelah dilakukan penyalaan, maka pemanas dibiarkan beberapa saat sampai briket batubara benar-benar terbakar. Kondisi pada saat briket batubara sudah

benar-benar terbakar ditandai dengan menjadi lebih kecilnya lidah api dan berkurangnya asap. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Uji pembakaran briket batubara

Pada kondisi penyalaan stabil inilah pengukuran temperatur dilakukan

3.7 Data Hasil Pengujian Dari hasil pengujian yang dilakukan pada temperatur ambien awal (sebelum briket batubara dibakar) sebesar 29 oC, maka data temperatur sekitar pemanas yang didapat adalah sebagai berikut :

3.8 Kesimpulan Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa temperatur yang dibutuhkan anak ayam usia 1 – 21 hari dapat disediakan oleh pemanas ayam yang telah dibuat. Akibat pembakaran di ruang bakar briket batubara, maka tercapai temperatur dinding pemanas mencapai sekitar 285 oC. Dari permukaan dinding ini temperatur berpindah secara konveksi alamiah ke lingkungan sekitar. Hasil pengukuran udara sekitar pemanas yang baik untuk anak ayam adalah pada daerah 200 – 500 mm dari permukaan dinding. Temperaturnya mencapai 32 – 34,7 oC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar