Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa

Kamis, 01 Januari 2009

SEKILAS TENTANG BRIKET BATUBARA

Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari Batubara ditambah dengan beberapa campuran untuk memudahkan penyalaan dan mengurangi emisi yang timbul akibat pembakaran seperti CO, SOx, NOx dll. Briket Batubara mampu menggantikan sebagian dari kegunaan Minyak Tanah seperti untuk : Pengolahan Makanan, Pengeringan, Pembakaran dan Pemanasan.

Di Indonesia Briket Batubara sebenarnya telah dikembangkan sejak tahun 1994 namun belum dapat berkembang dengan baik karena Minyak Tanah masih disubsidi sehingga harganya masih sangat murah, sehingga masyarakat lebih memilih Minyak Tanah untuk bahan bakar sehari-hari maupun untuk usahanya. Namun dengan adanya kenaikan harga BBM yang semakin mahal di akhir akhir ini, mau tidak mau masyarakat harus mencari bahan bakar alternatif yang lebih murah dan terjangkau sehingga kebutuhan energi untuk rumah tangga maupun usahanya dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

Untuk mengantisipasi kelangkaan dan semakin mahalnya harga BBM khususnya minyak tanah, BARA API LESTARI menawarkan energi alternatif briket Batubara yang ramah lingkungan, sangat mudah cara penyalaannya, tidak berasap, tidak berbau, sangat cocok untuk rumah tangga, home industry, dapur umum dan harganya pun terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

KEUNGGULAN BRIKET BATUBARA BAL BRIKET

Keunggulan briket batubara BAL BRIKET sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak, diantaranya: harganya lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar minyak khususnya minyak tanah, panas yang dihasilkan lebih tinggi dan kontinyu sehingga lebih baik untuk pembakaran dalam waktu yang lama, tidak berbau, tidak berasap, tidak beresiko meledak atau terbakar, tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga, dan yang terakhir adalah cadangan batubara yang masih banyak khususnya untuk batubara low rank.

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BRIKET BATUBARA BAL BRIKET DENGAN MINYAK TANAH

Telah dilakukan beberapa kajian guna membandingkan briket batubara dengan minyak tanah. Hasil perbandingan penggunaan briket batubara BAL BRIKET menunjukan pemakaian briket batubara lebih murah dibandingkan dengan minyak tanah, berikut adalah perbandingannya bila 1 liter minyak tanah harganya sebesar Rp. 3.500,- sedangkan harga briket batubara BAL BRIKET adalah Rp 1.500,-/bh.

MEMASAK DENGAN BRIKET BATUBARA

Batubara berasal dari sisa tumbuhan yang telah tertimbun di dalam tanah pada jangka waktu yang lama sampai ratusan juta tahun dan telah mengalami proses-proses kimia dan fisika sehingga berubah menjadi batubara yang kita kenal sekarang.

Di negara-negara Korea, Cina dan Eropa, briket batubara sebagai bahan bakar untuk rumah tangga sudah sangat populer, baik untuk keperluan masak maupun untuk pemanas ruangan.

Batubara umumnya apabila dibakar secara langsung akan berasap dan berbau. Ini berasal dari zat terbang atau volatile matter dan belerang yang tidak terbakar secara sempurna.

Untuk menghindari masalah tersebut sebelum di briket, batubara dikarbonisasi atau di

Arangkan dahulu dengan proses sebagai berikut: batubara dipanaskan tanpa oksigen, zat terbang yang berupa ter, minyak dan gas akan diuapkan sehingga tersisa arang batubara (semilokas). Proses karbonisasi ini hanya sebagaian saja, dan masih disisakan sedikit zat terbang untuk memudahkan proses pembakarannya. Arang batubara yang dihasilkan bersifat rapuh dan ukurannya tidak seragam, sehingga diperlukan proses penggerusan dan pem-briketan dengan pemampatan agar diperoleh bentuk yang seragam, kompak dan sifat fisiknya kuat.

Bentuk dari briket batubara bermacam-macam tergantung dari bentuk cetakannya : ada yang berbentuk silinder, kubus, segi empat, segi delapan, dan sebagainya. Untuk briket yang berukuran besar (honey comb atau sarang tawon) harus berlubang-lubang supaya mudah dibakar. Briket yang pertama kali dimasyarakatkan berbentuk seperti telur, jengkol, bantal, atau tiram yang ukurannya kecil. Briket tipe ini dapat dipergunakan oleh segala jenis anglo, jadi sangat luwes dan mudah dalam penanganannya. Briket tipe ini sarang tawon pembakarannya dari atas ke bawah. Bahan bakunya berupa batubara tanpa atau sebagian saja dikarbonisasi. Bahan-bahan lain perlu ditambahkan agar zat terbangnya dapat terbakar sempurna.

Memasak dengan Briket Batubara

Anglo yang dipergunakan dapat sederhana seperti terlihat pada gambar di bawah ini, untuk pembakaran awal dapat dilakukan dengan bahan penyulut yang sudah terbakar seperti : tatalan kayu atau meremdam beberapa buah briket di dalam minyak tanah.

Pemakaian briket tipe telur hampir sama dengan arang kayu, tetapi setelah menyala, suhunya lebih tinggi dan pembakarannya lebih lama, sehingga lebih hemat. Susun satu lapisan briket di atas saringan, pada lapisan

Tersebut bakar bahan penyulut secukupnya. Setelah membara, tambahkan lagi briket, disesuaikan dengan lamanya waktu memasak yang dibutuhkan, lakukan pengisapan secara terus-menerus sampai bara briket yang dihasilkan dirasa suhunya cukup untuk

dipergunakan. Anglo harus diletakkan di temapat yang agak tinggi dan pintu/jendela udara yang terletak di bawah anglo harus terbuka lebar, agar sirkulasi udara berjalan lancar.

Penyalaan Briket Tipe Sarang

Ambil briket sarang tawon dengan penjepit atau jari kelingking yang dimasukkan pada salah satu lubang briket, letakan pada ruangan pembakaran dengan posisi penyulut menghadap ke atas. Nyalakan dengan korek api bagian penyulut tersebut.

Secara spontan nyala akan merambah ke seluruh bagian penyulut dan selanjutnya secara perlahan. Nyala akan merambat ke bagian inti briketnya dari atas ke bawah.

Anglo dapat digunakan untuk memasak setelah bahan penyulut terbakar sempurna dan sebagian besar inti briketnya terbakar.

Untuk briket tipe telur anglo perlu dikipasi, setelah kurang lebih 5 menit, anglo dapat digunakan untuk memasak.

Untuk mengatur panas/nyala, gunakan jendela/pintu udara : dibuka lebar untuk pemanasan yang maksimum dan disempitkan untuk pemanasan minimum.

Untuk penghematan, gunakan briket sesuai kebutuhan. Pemadaman nyala dapat dilakukan dengan menutup rapat/jendela dan bagian atas anglo (dengan penutupan) atau mengambil satu persatu briket (khususnya yang tipe telur) yang menyala dengan penjepit kemudian dibenamkan ke dalam pasir atau abu briket batubara.

Manfaat dan keuntungan memasak dengan Briket Batubata :

- Lebih irit dan hemat

- Panas dari nyala briket relatif lebih tinggi

- Nyala briket lebih bersih (tidak berjelaga)

- Daya tahan nyala briket cukup lama tidak berbau dan tidak berasap

- Rasa, bau dan aroma dari masakan yang dimasak tetap asli/orisinil

- Aman dan tidak meledak

PEMANFAATAN BRIKET BATUBARA UNTUK PEMANAS AYAM

Briket batubara merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari batubara, bahan bakar padat ini merupakan bahan bakar alternatif mengganti minyak tanah yang paling murah dan dimungkinkan untuk dikembangkan secara masal dalam waktu yang relatif singkat mengingat teknologi dan peralatan yang digunakan relatif sederhana. Khususnya bagi para peternak ayam yang masih banyak menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk pemanas anak ayam yang usianya 0 – 21 hari. Seiring dengan naiknya harga minyak tanah dan bahkan sulit didapatnya bahan bakar tersebut, maka sangat diharapkan adanya bahan bakar alternatif yang murah dan mudah di dapat, agar peternakan mereka dapat bertahan dan berkembang. Artikel berikut ini akan memberikan informasi hasil pengujian pemanas ayam berbahan bakar briket batubara

I. Prinsip Kerja Pemanas Ayam Prinsip penggunaan Pemanas Ayam pada dasarnya adalah menaikkan temperatur ruangan dimana untuk mencapai temperatur kebutuhan anak ayam. Peningkatan temperatur ini disebabkan karena adanya panas yang diberikan oleh heater. Pada alat ini terjadi konversi energi, dimana energi kimia (pembakaran batubara) diubah menjadi energi panas, yang selanjutnya diteruskan ke lingkungan. Namun sebelum mencapai lingkungan panas ini pertama-tama harus dipindahkan ke reflektor. Reflektor ini sendiri mempunyai fungsi sebagai cermin, yaitu yang memantulkan kembali panas yang datang kepadanya dan menentukan luasan daerah yang dapat dijangkau oleh panas dari pemanas tersebut. Untuk itu diperlukan suatu efisiensi yang tinggi dari perpindahan panas pada reflektor ini. Ini berarti berkaitan dengan jenis material yang akan dipergunakan. Diasumsikan tidak ada perpindahan panas secara konduksi dan radiasi, maka energi yang berpindah adalah sama dengan energi yang berpindah dari heater ke lingkungan dan ditambah dengan energi yang berpindah dari reflektor ke lingkungan

II Hasil Perancangan Pemanas Ayam yang digunakan Gambar 1. Konstruksi Chicken Heater

a. Diameter tudung = 600 mm bentuk kerucut b. Diameter ruang bakar briket= 135 mm bentuk silinder c. Diameter tempat abu briket= 280 mm bentuk silinder d. Tinggi dinding heater = 600 mm e. Kapasitas ayam = 500 ekor f. Ukuran kandang = 5 m x 5 m g. Temperatur = 32 – 35°C h. Kelembaban = 60 – 70% RH

III Pengujian Pemanas Ayam Briket Batubara3.1 Tahap Persiapan Pengujian Pada tahap ini dilakukan persiapan pembakaran briket batubara yang meliputi : penyiapan briket batubara, pemasukan briket batubara ke dalam ruang bakar, penyiapan penyala awal, penyiapan peralatan pengukuran temperatur dan pembakaran awal.

3.2 Penyiapan briket batubara Yang dilakukan pada tahap ini adalah menimbangan sejumlah briket batubara agar mampu menyediakan panas sesuai dengan lama waktu yang diinginkan. Hal lain yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah dengan melakukan penjemuran batubara agar kandungan airnya lebih terkurangi. Penjemuran ini biasanya dilakukan sekitar satu hari sebelum pembakaran sampai batubara tersebut akan dibakar.

3.3 Pemasukan briket batubara ke dalam ruang bakar Briket batubara yang telah siap dibakar dimasukkan ke dalam ruang bakar. Cara memasukkan briket sangat mudah, yaitu dengan meletakkan briket ke dalam ruang bakar hingga briket memenuhi ruang bakar sesuai dengan lama waktu pembakaran yang diinginkan.

3.4 Penyiapan penyala awal Briket batubara merupakan bahan bakar yang lama terbakar dibanding gas dan minyak tanah. Untuk mulai membakar, maka dipelukan bahan awal yang mudah terbakar, misalnya adalah dengan merendam terlebih dahulu briket ke dalam minyak tanah atau menggunakan kayu yang mudah terbakar dan sebagainya. Penyala awal yang dipilih pada pengujian ini adalah minyak tanah, dan diggunakan untuk merendam sekitar 100 – 200 gram briket dalam waktu kurang dari 10 menit.

3.5 Penyiapan peralatan pengukur temperatur Peralatan yang digunakan dalam pengujian distribusi temperatur adalah termokopel, alat pembaca termokopel, meteran, dan alat pemegang termokopel. Pengukuran dilakukan dengan dua variasi ketinggian yaitu 50 mm dan 150 mm dan 10 variasi jarak titik dari permukaan dinding ruang bakar. Pemilihan ketinggian dilakukan berdasarkan asumsi ketinggian anak ayam, sedangkan pemilihan jarak titik terhadap permukaan dinding dilakukan untuk mengetahui daerah yang memenuhi kebutuhan temperatur anak ayam. Gambar skema peralatan pengukuran dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2. Skema pengukuran temperatur udara sekitar pemanas ayam

3.6 Pengujian Setelah dilakukan penyalaan, maka pemanas dibiarkan beberapa saat sampai briket batubara benar-benar terbakar. Kondisi pada saat briket batubara sudah

benar-benar terbakar ditandai dengan menjadi lebih kecilnya lidah api dan berkurangnya asap. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Uji pembakaran briket batubara

Pada kondisi penyalaan stabil inilah pengukuran temperatur dilakukan

3.7 Data Hasil Pengujian Dari hasil pengujian yang dilakukan pada temperatur ambien awal (sebelum briket batubara dibakar) sebesar 29 oC, maka data temperatur sekitar pemanas yang didapat adalah sebagai berikut :

3.8 Kesimpulan Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa temperatur yang dibutuhkan anak ayam usia 1 – 21 hari dapat disediakan oleh pemanas ayam yang telah dibuat. Akibat pembakaran di ruang bakar briket batubara, maka tercapai temperatur dinding pemanas mencapai sekitar 285 oC. Dari permukaan dinding ini temperatur berpindah secara konveksi alamiah ke lingkungan sekitar. Hasil pengukuran udara sekitar pemanas yang baik untuk anak ayam adalah pada daerah 200 – 500 mm dari permukaan dinding. Temperaturnya mencapai 32 – 34,7 oC